Yogyakarta – Dalam upaya memperkuat tata kelola organisasi dan meningkatkan kapabilitas sumber daya manusia, Majelis Masyayikh menyelenggarakan Workshop Human Capital Management (HCM) pada 5–8 Desember 2024 di Yogyakarta. Kegiatan ini melibatkan seluruh anggota, tenaga ahli, tenaga asisten, dan staff sekretariat Majelis Masyayikh. Workshop tersebut dipandu oleh tim konsultan HCM profesional.

Workshop ini merupakan langkah strategis untuk mendukung visi Majelis Masyayikh sebagai lembaga mandiri dan independen yang bertugas merumuskan, menetapkan, serta menyelenggarakan sistem penjaminan mutu pendidikan pesantren. Peran ini mencakup perlindungan terhadap kemandirian dan kekhasan pesantren, peningkatan mutu pendidikan, serta pengembangan keberlanjutan pesantren sebagai pilar penting pendidikan di Indonesia.

Ketua Majelis Masyayikh, KH. Abdul Ghoffar Rozin, menekankan pentingnya manajemen kinerja yang terukur dalam sambutannya. “Ketika bicara tentang santri dan kepesantrenan, tentu kita juga berbicara tentang sumber daya manusia. Oleh karena itu, jika kita mendorong pesantren-pesantren lain untuk menata diri sesuai kebijakan yang ditetapkan oleh Majelis Masyayikh, maka kita harus merefleksikan bahwa penataan itu harus dimulai dan diterapkan juga di internal Majelis Masyayikh. Dengan demikian, kinerja Majelis Masyayikh, mulai dari ketua hingga staf, dapat terbaca dan terukur dampaknya,” ujar Gus Rozin.

Sementara itu, Sekretaris Majelis Masyayikh, KH. Muhyiddin Khotib, menyoroti manfaat workshop ini dalam pengembangan pesantren di Indonesia. “Kami berharap dari kegiatan ini lahir sistem yang mampu memperbaiki manajemen sumber daya manusia Majelis Masyayikh, sehingga tugas-tugas strategis yang diamanahkan dapat terlaksana dengan optimal. Hal ini juga menjadi langkah konkret dalam mendukung pengembangan pesantren agar lebih maju dan relevan dengan tantangan zaman,” tuturnya.

Adapun tujuan dari workshop ini mencakup pengenalan instrumen penilaian budaya organisasi, pemahaman lebih dalam tentang sistem manajemen kerja, dan pengembangan budaya kerja Majelis Masyayikh yang selaras dengan strategi program kerja organisasi. Selain itu, workshop ini juga bertujuan untuk menciptakan perubahan perilaku organisasi dalam kerangka transformasi budaya yang mendukung efektivitas kerja.

Hasil dari kegiatan ini diharapkan berupa kesepakatan forum yang menjadi landasan implementasi sistem baru, tersedianya instrumen untuk penilaian budaya organisasi, serta perincian kriteria dan pengembangan tugas sesuai dengan peran masing-masing anggota. “Hasil forum ini diharapkan menjadi bagian penting dari proses perbaikan sistem internal yang akan berdampak langsung pada peningkatan mutu pesantren di Indonesia,” tambah KH. Muhyiddin Khotib.

Workshop ini menegaskan komitmen Majelis Masyayikh dalam membangun organisasi yang profesional, akuntabel, dan responsif terhadap kebutuhan pendidikan pesantren. Dengan tata kelola modern dan integrasi budaya kerja yang solid, Majelis Masyayikh diharapkan mampu memperkuat perannya sebagai pelopor pendidikan bermutu di Indonesia.

Rekomendasi Berita